Ruptur Perineum
Robekan perineum terjadi hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang pada persalinan berikutnya. Namun hal ini dapat dihindari atau dikurangi dengan jalan menjaga jangan sampai dasar panggul dilalui oleh kepala janin dengan cepat. Dan adanya robekan perineum dibagi menjadi robekan perineum derajat I, robekan perineum derajat II, III dan IV.
Derajat
laserasi jalan lahir adalah sebagai berikut yaitu derajat I mukosa vagina,
fauchette posterior, kulit perineum. Derajat II mukosa vagina, fauchette
posterior, kutit perineum, otot perineum. Derajat III mukosa vagina, fauchette
posterior, kulit perineum, otot perineum, otot spinter ani eksterna. Derajat IV
mukosa vagina, fauchette posterior, kulit perineum, otot perineum, otot spinter
ani eksterna, dinding rectum anterior.
Robekan
perineum yang melebihi derajat I harus dijahit dengan penderita berbaring
secara litotomi dilakukan pembersihan luka dengan cairan antiseptic dan luas
robekan ditentukan dengan seksama.
Pada derajat
II, setelah diberi anastesi local otot - otot diafragma urogenetalis
dihubungkan digaris tengah dengan jahitan dan kemudian luka pada vagina dan
kulit perineum ditutup dengan mengikutsertakan jaringan dibawahnya.
Pada derajat
III dilakukan dengan teliti : dinding depan rectum yang robek dijahit, kemudian
fasia prarektal ditutup, dan muskulus sfingter ani eksternus yang robek
dijahit. Selanjutnya dilakukan penutupan robekan seperti pada robekan perineum
derajat II. Untuk mendapatkan hasil yang baik pada robekan perineum total perlu
tindakan penanganan pasca pembedahan yang sempurna. Sedangkan pada derajat IV
dilakukan rujukan. (Sumarah, 2009)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar