Kamis, 08 Oktober 2015

Ruptur Perineum


Ruptur Perineum

       Robekan perineum terjadi hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang pada persalinan berikutnya. Namun hal ini dapat dihindari atau dikurangi dengan jalan menjaga jangan sampai dasar panggul dilalui oleh kepala janin dengan cepat. Dan adanya robekan perineum dibagi menjadi  robekan perineum derajat I, robekan perineum derajat II, III dan IV.
       Derajat laserasi jalan lahir adalah sebagai berikut yaitu derajat I mukosa vagina, fauchette posterior, kulit perineum. Derajat II mukosa vagina, fauchette posterior, kutit perineum, otot perineum. Derajat III mukosa vagina, fauchette posterior, kulit perineum, otot perineum, otot spinter ani eksterna. Derajat IV mukosa vagina, fauchette posterior, kulit perineum, otot perineum, otot spinter ani eksterna, dinding rectum anterior.

       Robekan perineum yang melebihi derajat I harus dijahit  dengan penderita berbaring secara litotomi dilakukan pembersihan luka dengan cairan antiseptic dan luas robekan ditentukan dengan seksama.
       Pada derajat II, setelah diberi anastesi local otot - otot diafragma urogenetalis dihubungkan digaris tengah dengan jahitan dan kemudian luka pada vagina dan kulit perineum ditutup dengan mengikutsertakan jaringan dibawahnya.
       Pada derajat III dilakukan dengan teliti : dinding depan rectum yang robek dijahit, kemudian fasia prarektal ditutup, dan muskulus sfingter ani eksternus yang robek dijahit. Selanjutnya dilakukan penutupan robekan seperti pada robekan perineum derajat II. Untuk mendapatkan hasil yang baik pada robekan perineum total perlu tindakan penanganan pasca pembedahan yang sempurna. Sedangkan pada derajat IV dilakukan rujukan. (Sumarah, 2009)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar